Legenda Dewa Harem

Chapter 408: Mencari Para Kakek (2)



Chapter 408: Mencari Para Kakek (2)

Randika merasa bingung ketika menatap pil yang ada di tangannya. Karena pada akhirnya, pil ini sangat berharga.

Kakek ketiga pernah berkata pada dirinya bahwa ada teknik yang dapat membentuk beberapa pola pada pil selama proses alkimia, yang berarti efek dari pil ini akan sangat tinggi, tetapi teknik ini sudah hampir hilang bahkan kakeknya itu tidak mampu menghasilkannya.

Randika menatap gua yang masih menutup tertutup rapat itu. Serangan kakek pertamanya barusan sangat luar biasa. Hanya ada lubang kecil di batu yang menutupi mulut gua dan pil itu dibungkus dengan tenaga dalam sehingga pil itu tidak rusak. Tepat saat pil itu mencapai di tangannya, tenaga dalam itu menghilang.

Pada saat yang sama, batu-batu ini saling bertumpukan, sangat keras, dan tidak akan bisa dibuka, tapi dengan secara akurat kakeknya ini bisa menggunakan tenaga dalamnya untuk menembusnya. Dapat dikatakan bahwa kekuatan kakeknya itu telah mencapai level yang menakutkan.

Di belakang, Indra memandang gua dengan linglung. Dia tidak menyangka ada orang di dalam gua itu dan sepertinya orang itu sangat kuat.

"Makanlah."

Tiba-tiba, sebuah suara pria tua muncul, tetapi suara itu menjadi sedikit serak karena dia sudah lama tidak berbicara, seolah-olah ada sebuah perubahan yang tak terbatas dalam kata-katanya.

Hati Randika merasa sangat gembira, dia langsung menelan pil itu secara langsung. Tetapi begitu dia meminumnya, pil itu langsung meleleh menjadi cairan dan mengalir dari tenggorokan Randika ke perutnya.

Pada saat yang sama, energi yang sangat lembut menyebar secara instan, menyebar ke seluruh tubuh Randika. Begitu energi aneh ini muncul, Randika merasa bahwa kekuatan misterius yang bersemayam di tubuhnya tampak menjadi tidak terkendali. Energi itu ditarik satu demi satu dan melebur menjadi satu dengan energi yang dihasilkan oleh pil tersebut.

Randika terkejut, tetapi dia belum bereaksi. Randika menyadari bahwa kekuatan misteriusnya itu sebenarnya terbungkus oleh energi baru ini dan kemudian perlahan-lahan menjadi tenang, berubah menjadi tenaga dalam, dan menyatu ke dalam tubuhnya.

Pil ini bisa menyerap energi misterius di dalam tubuhnya?

Randika sangat kaget, obat macam apa yang bisa menyerap energi misterius di dalam tubuhnya itu?

Keterkejutannya kali ini sama persis dengan keterkejutannya ketika dia menemukan bahwa ikan di dalam kolam dapat membantu dirinya menyerap energi misterius di dalam dirinya, dan keterkejutannya kali ini bahkan lebih tinggi daripada saat di kolam dingin.

Karena alam bersifat magis, maka tidak mengherankan jika beberapa makhluk di lingkungan khusus akan mengalami efek ini, namun pil ini dibuat oleh manusia. Artinya, jika ada pil ini, Randika bisa menyerap energi misterius tersebut sepenuhnya, ini hanya masalah waktu saja!

Di dalam tubuhnya, energi misterius yang awalnya liar dan kasar telah berubah menjadi tenaga dalamnya setelah bersatu dengan energi yang terkandung di dalam pil tersebut. Randika merasakannya, dan apabila dibandingkan dengan yang terakhir kali, dia menyerap lebih banyak energi misteriusnya kali ini.

Ini benar-benar kejutan yang tidak terduga.

"Kakek, obat apa ini?" Randika bertanya dengan heran.

"Aku sendiri tidak tahu benda apa itu, aku mendapatkannya secara tidak sengaja di dalam reruntuhan. Dan pil itu adalah yang terakhir." Suara di dalam gua tidak keras, seolah-olah dia telah melihat banyak perubahan-perubahan dalam kehidupan, dengan sebuah ketenangan.

"Aku sudah menganalisis komposisinya, dan mengetahui bahwa benda ini bisa berfungsi menyerap energi di tubuhmu, jadi aku juga sudah bertanya ke mana-mana dan baru mendapat kabar bahwa ada sebuah reruntuhan yang dibuka." Suara di dalam gua masih terdengar tidak menentu, seolah suara kakeknya itu tidak terlalu keras. Tapi bisa menggema ke segala arah.

"Selain itu, reruntuhan di sini tidak jauh dari reruntuhan tempat kita mendapatkan benda ini terakhir kali." Setelah kakeknya itu mengatakan ini, dia tidak berbicara kembali.

Tidak jauh dari reruntuhan terakhir, artinya, ada kemungkinan besar obat jenis ini akan ditemukan di sebuah reruntuhan lagi?

Randika merasa sangat gembira, tetapi kemudian dia mulai tergerak. Sepertinya para kakeknya itu benar-benar pergi ke reruntuhan untuk dirinya. Dia juga tahu sedikit tentang reruntuhan ini. Itu semua adalah reruntuhan abnormal yang mirip dengan reruntuhan dari zaman suku Maya.

Sulit untuk masuk dan bahkan lebih sulit untuk keluar. Pada dasarnya, tidak mungkin bisa keluar dari situ hidup-hidup.

Dan ketiga kakeknya itu rela mengambil resiko memasuki reruntuhan untuk mencarikan dirinya pil yang memiliki kemungkinan dia bisa menyerap energi misteriusnya tersebut. Bagaimana mungkin Randika tidak tersentuh hatinya?

"Kakek, apakah reruntuhan itu berbahaya?" Randika bertanya lagi.

Tetapi setelah dia bertanya, tidak ada balasan kembali, dan gua itu tampak kembali tenang seperti semula.

"Kakek?" Teriak Randika lagi, dan tanda kehidupan muncul lagi: "Bocah sepertimu tidak usah berpikir yang aneh-aneh, pulang dan tidurlah."

Ah?

Randika membuka lebar matanya, apa artinya ini?

Apakah itu berbahaya atau tidak?

Randika ingin bertanya kembali, tetapi dia tahu bahwa kakek pertamanya itu tidak akan mengatakan apa-apa lagi, jadi dia hanya bisa turun gunung dengan perasaan sedih.

"Kakak, tidak apa-apa. Guru kita itu selalu beruntung, aku sangat paham tentang hal ini." Indra berkata dengan terengah-engah dari belakang. "Dulu, ibuku pernah memberitahuku bahwa para guru adalah orang-orang yang diberkati, jadi dia memintaku untuk belajar dan mengikuti ketiga guru."

Randika merasa geli untuk beberapa saat, dia lalu berbalik. "Apakah ibumu masih bisa melihat hubunganmu?"

"Uh." Indra menggaruk kepalanya, "Aku tidak terlalu paham, sepertinya memang seperti itu. Dia jelas tidak sebanding dengan guru."

Randika mengangguk dan memandangi sebuah rumah kosong, dia merasa sedikit tidak nyaman. Ada beberapa ahli bela diri dan ahli medis yang tinggal di dalamnya sebelumnya. Setelah beberapa waktu ini, dia merasa ada sesuatu yang hilang.

...

Keesokan harinya, Randika membawa Indra dan bergegas pergi dari desa Jagad ke rumahnya di kota Cendrawasih.

Ketika mereka kembali, hari sudah malam, itu juga membuat Randika merasa sedikit tertekan, alangkah baiknya jika kedua tempat ini bisa terhubung dengan menggunakan kereta api.

Kembali di rumah, dia menemukan bahwa Inggrid sedang memasak di dapur.

Randika merasa senang di dalam hatinya, dia lalu berkata kepada Indra. "Indra, kamu kembalilah dulu."

Mana mungkin Randika memperlihatkan adegan 18+ pada Indra, dia harus mengusirnya!

"Oh." Indra menjawab, tetapi membuka mulutnya lagi, dengan wajah penuh kebingungan. "Lalu apa yang harus aku lakukan jika aku ingin makan malam?"

"Tunggu aku meneleponmu nanti." Kata Randika.

Indra dengan patuh kembali ke tempat tinggalnya. Tidak jauh dari rumahnya, Ibu Ipah sudah menyewakan dirinya sebuah kamar kos yang sangat besar dan nyaman.

Randika berjalan mendekat ke dapur, namun tanpa diduga sebelum dia bisa semakin mendekat, Inggrid berkata. "Jangan coba-coba, aku sedang membuat masakan baru."

Randika menarik tangannya dengan senyum ragu-ragu. "Sayang, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku ada di belakang?"

"Aku bisa mencium baumu dari jarak jauh."

Inggrid tersenyum sedangkan Randika terlihat sangat bingung, dia mencium baunya?

Faktanya, jika kalian sering bersama baik siang dan malam, bahkan jika kamu tidak melihat orang tersebut, selama kamu bisa mendengar langkah kaki dan mencium baunya, kamu akan dapat mengenali orang tersebut tanpa perlu menoleh.

"Jangan aneh-aneh dulu, aku belum selesai." Inggrid menampar tangan Randika yang ingin meraih makanan itu.

Randika tersenyum. "Kenapa kamu sudah pulang secepat ini?"

"Karena perusahaan baru saja menyelesaikan sebuah kontrak besar, aku memutuskan bahwa orang-orang di beberapa departemen dapat berlibur sebentar, jadi aku bisa istirahat juga." Kata Inggrid sambil tersenyum.

"Selain itu, aku juga sudah mengatur sebuah liburan buat mereka. Kita akan menjelajah ke hutan."

This chapter upload first at NovelBin.Com


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.